PPDB `Online` Diserang 2.000 `Hacker`?
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat telekomunikasi Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan, ada hal yang penting dari kasus macetnya sistem online PPDB SMAN/ SMKN Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Bagi saya yang penting adalah berikan bangku sekolah kepada murid yang memang berhak. Pastikan tidak ada praktik siluman secara manual," kata Sekjen Masyarakat Telekomunikasi (Mastel) ini, Minggu (4/7/2010).
"Ini jauh lebih penting dibanding kerusakan teknis soal akses aplikasinya karena kerusakan itu bisa saja disengaja dan bisa pula karena faktor eksternal atau internal," tambahnya.
Menurut Mas Wigrantoro, dari sisi akses internet, Disdik DKI perlu mendapatkan garansi dari pihak operator sebagai penyelenggara jaringan. Dia menduga, karena lalu lintas yang sangat tinggi pada waktu bersamaan, terjadi semacam bottle neck. Untuk itu, perlu ada jaminan dari pihak operator atas akses internetnya.
Satu hal lagi, keputusan Disdik DKI Jakarta tidak lagi menggunakan jasa PT Telkom Indonesia untuk mengoperasikan pendaftaran secara online dinilai sebagai langkah baik. "Ini langkah maju karena bisa mendorong untuk proses transfer of knowledge. Ini sangat positif," katanya.
Sistem online PPDB tahun 2004 sampai 2009 menggunakan sistem SIAP PSH Online dari PT Telkom Indonesia. Namun, tahun ini Disdik DKI secara mandiri menggunakan sistem buatan sendiri. Pendaftar PPDB SMAN/SMKN diharuskan menyerahkan fotokopi surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN), fotokopi kartu peserta, dan mengisi formulir pendaftaran.
Infrastruktur
Pengamat telekomunikasi lainnya, Budi Rahardjo, mengatakan, aplikasi laman internet membutuhkan sejumlah faktor, dari desain sampai ke aplikasinya. "Layanan data bisa saja sudah baik, tetapi kinerjanya belum maksimal atau bermasalah. Ini hal biasa di dunia teknologi informasi." kata dosen ITB itu.
Menurut dia, kinerja sebuah aplikasi laman internet tergantung pada unsur infrastruktur, seperti bandwidth, server, dan aplikasi. "Infrastruktur menyangkut bandwidth yang harus mencukupi untuk akses internet. Faktor server terkait dengan masalah memori dan sebagainya. Adapun faktor aplikasi menyangkut database dan sebagainya," kata Budi, yang pernah menjadi konsultan IT KPU untuk Pemilu 1999 dan 2004.
Kepala Seksi Info dan Data Disdik DKI, Budi Sulistyo, mengatakan, pihaknya tidak mengetahui penyebab gangguan pada sistem pendaftaran online itu.
"Silakan tanya ke humas saja. Saya tidak menangani hal teknisnya," katanya saat dihubungi melalui telepon.
Kepala Humas Disdik DKI Bowo Irianto juga mengaku tak bisa menjelaskan soal teknis gangguan sistem online. Sebelumnya, Bowo Irianto mengatakan, sistem PPDB online tahun ini diserang banyak hacker atau peretas. Karena serangan itu, sistem pada PPDB SD dan SMP sempat ngadat, tetapi bisa segera diatasi.
"Waktu masih PPDB SMP saja sudah ada 2.000-an hacker yang menyerang sistem kita," ujarnya.
Panggil Disdik DKI
Sementara itu, berdasarkan pantauan di situs http://jakarta.siap-psb.com, yang tahun sebelumnya menjadi situs PPDB di Jakarta, terdapat banyak pertanyaan, protes, dan luapan amarah warga masyarakat. Mereka menanyakan alasan Disdik DKI tak lagi memakai PT Telkom sampai kekacauan sistem PPDB yang telah menyengsarakan masyarakat.
Admin hanya menjelaskan bahwa Disdik DKI tak lagi memakai jasa PT Telkom. Meski demikian, sistem PPDB di kabupaten/kota lainnya masih menggunakan jasa perusahaan ini.
Ketua Komisi E DPRD DKI Firmansyah menyatakan sangat prihatin. "Saya sangat prihatin dan kecewa karena kegagalan PPDB online itu sangat merugikan masyarakat," katanya.(mls/mar)
sumber : kompas.
Label: Berita
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda